Thursday, July 5, 2007

Etiket makan Jepang

Satu minggu yang lalu, Rabu malam saya menerima telp dari teman lama saya di Bogor, yang katanya dalam waktu dekat mau ke Banjarmasin, untuk nengokin hotel bapaknya di Banjarbaru.
Teman saya ini berprofesi sebagai pengacara di Bogor orangnya rada nyentrik, tapi beyond his unique style, dia punya selera makan ala selebriti... dari Chappati roti India, Calamari frits pasta dari Russia sampai Sashimi alias irisan tipis daging ikan mentah bisa dengan mulus diembatnya.
Kalau saya Chappati masih bolehlah sebab tastenya masih bersahabat dengan lidah melayu saya dan sewaktu ada travel seminar di Kuala Lumpur Malaysia saya sempat icip-icip roti pipih ini, maklum di Malaysia kan banyak orang India yang jualan makanan khas negaranya, nah kalau Sashimi??
Orang Singapura bilang Act locally think globally... kayaknya saya setuju tenan. Boleh lidah ini sekali-sekali dimanjakan oleh ragam masakan import, asal ada yang bayari! hahaha...
Habis bercerita ngalor ngidul sana sini di telpon, akhirnya kami janjian untuk ketemuan nanti sesampainya dia di Banjarmasin, singkat kata dia mengusulkan untuk ketemuan makan siang disebuah restoran berbau Jepang di Banjarmasin . Keruan saya kinyis-kinyis juga mendengarnya. Jujur saja seumur umur saya belum pernah menggoyang lidah saya secara khusus dengan aneka hidangan khas ras Mongoloid ini.
Akhirnya saya dengan senang hati mengiyakan usulan makan siangnya, rencananya saya akan mengajak teman saya dan dia juga dengan temannya, c'mon this is not a date, ok??sebab setahu saya bersantap direstoran Jepang atau China lebih asyik kalau rame-rame supaya bisa mencicipi aneka sajiannya tanpa harus eneg kekenyangan.
Nah biar ga kelihatan cupunya,hehe.. saya membekali diri dengan sedikit ilmu tata krama makan ala Jepang, psst... ternyata memakai sumpit itu ga bisa sembarangan loh, ada pantangannya juga, antara lain :

*Dilarang menjilati sumpit setelah/ketika mengambil makanan.
*Jangan menusuk makanan dengan sumpit.
*Jangan pernah meletakkan sumpit diatas mangkok atau ditusukkan kedalam mangkok
makanan karena dianggap tidak sopan dan menandakan kematian.
*Jangan melambaikan sumpit diudara sambil berbicara kecuali memanggil orang untuk bergabung bersantap.
*Jangan menempelkan sumpit dimulut, sumpit dilarang menyentuh bibir.
*
Jangan menancapkan sumpit dimangkok nasi.
*Menjatuhkan salah satu sumpit dianggap sebagai tidak bisa menghindari kemalangan.
*Taruhlah selalu sumpit setelah pakai diatas bantalan sumpit (chopsticks stand/rest).
Etiket Makan Jepang :
*Sebelum bersantap ucapkan :"saya akan makan/minum."
*Angkat mangkuk nasi atau sup dekat mulut agar makanan tidak tercecer di baju.
*Sup dibolehkan menghirup kuahnya langsung dari mangkuk sup.
*Mencelupkan sushi kedalam saus celup memakai tangan/sumpit. Lalu taruh sumpit di bantalan sumpit ketika tidak digunakan.
*Nasi/sup tambahan diterima dengan kedua belah tangan, taruh di baki sebelum menyantapnya.
Tidak boleh :
* Jangan mulai bersantap sebelum semua yang berada dimeja makan mendapat makanan.
*Jangan memakai sumpit untuk mencari-cari/memilih/mngobok-obok makanan kesukaan yang ada dipiring saji.
*Jangan mengambil piring dengan tangan yang masih memegang sumpit.

Naah.... puas?? puas?? hehehe.... jadi ketularan Tukul Arwana.
Diungkap dari Pepatah China "Gan da lei, bu xia yu" Halilintar menggelegar, namun air hujan tiada menetes.. kalau sekedar tahu tapi ga mraktekin rugi loh? *halah*
Wiss, kapan-kapan sewaktu kencan atawa jalan sama teman kalau diajak icip-icip masakan China/Jepang kan kurang ndesonya?? hahaha....
Arigato gozaimasu.


No comments: